Menteri Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Andi Malarangeng angkat bicara terkait kalahnya tim nasional Indonesia atas Bahrain dalam pertandingan, malam tadi.
Timnas Indonesia baru saja mencatatkan rekor paling buruk dalam sejarah, yakni ketika dipermalukan Bahrain 10-0 pada laga terakhir penyisihan Grup Pra Piala Dunia Zona Asia, Rabu (29/2/2012) malam tadi.
Sejarah mencatat, kekalahan terbesar yang pernah dirasakan Indonesia terjadi 38 tahun lalu. Saat itu, Indonesia digunduli Denmark 9-0 pada sebuah laga persahabatan tahun 1974.
Kekalahan ini pun sontak membuat sejumlah pecinta sepakbola Indonesia prihatin. Kekecewaan mendalam juga dirasakan Menegpora yang menilai bila hasil buruk ini merupakan buah dari polemik yang terus terjadi di jajaran kepengurusan PSSI.
"Inilah hasilnya kalau pengurus ribut terus. Seharusnya semua mendahulukan kepentingan sepakbola nasional," ujar Andi di Istana Negara Jakarta, Kamis (1/3/2012).
Andi melanjutkan, dengan adanya dualisme kompetisi maka tim nasional yang dibentuk tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. "Sebagian pemain terbaik yang bermain di kompetisi lain tidak diikutsertakan," tutur politikus Partai Demokrat ini.
Menurut Andi, solusinya adalah rekonsialiasi yaitu dimulai dengan kedua kompetisi IPL & ISL berada di bawah PSSI.
"PSSI mengakui ISL & ISL mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia. Dengan demikian, timnas bisa dibentuk dengan materi pemain terbaik dari seluruh klub di manapun dia berkompetisi," paparnya.
Di ujung tahun ini, sambung Andi, pihaknya bisa membuat turnamen khusus antara dua tim terbaik IPL & ISL. "Ini solusi yang terbaik saat ini. Mudah-mudahan semua pihak terbuka mata dan hatinya melihat hasil semalam," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar